Selasa, 19 Juni 2012

Menggunakan Open Source Software pada Pelajaran TIK sebagai Pendidikan Karakter


Menggunakan Open Source Software Pada Pelajaran TIK di Sekolah
Merupakan Salah Satu Pendidikan Karakter

Persoalan budaya dan karakter bangsa dalam berbagai aspek kehidupan kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, pembajakan hak cipta dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, media elektronik seminar, dan di berbagai kesempatan. Alternatif penyelesaian diajukan, untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa ini, salah satunya adalah pendidikan karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Maka mulai tahun 2010 Pendidikan Karakter Budaya Bangsa dimasukkan dalam kurikulum.
Di dalam Buku Pedoman Pendidikan Karakter Budaya Bangsa nilai-nilai yang dikembangkan adalah sebagai berikut : 1.Religius, 2.Jujur, 3.Toleransi, 4.Disiplin, 5.Kerja Keras, 6.Kreatif, 7.Mandiri, 8.Demokratis, 9.Rasa Ingin Tahu, 10.Semangat Kebangsaan, 11.Cinta Tanah Air, 12.Menghargai Prestasi, 13.Bersahabat/Komuniktif, 14.Cinta Damai, 15.Gemar Membaca, 16.Peduli Lingkungan, 17.Peduli Sosial, 18.Tanggung-jawab.
Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.
Lantas apa hubungannya dengan menggunakan open source software pada pelajaran TIK di sekolah merupakan salah satu pendidikan karakter ?.

Apa itu open source software?
Software itu ada yang berbayar (lisensi ada pada perusahaan) dan ada freeware dari kata ‘free’ dan ’software’, maka freeware dapat diartikan secara bebas sebagai perangkat lunak yang bebas. Kata ‘bebas’ yang dimaksudkan di atas lebih merujuk kepada ‘kebebasan’ atau ‘kemerdekaan’. Tetapi kebanyakan software yang freeware biasanya gratis. Software yang bersifat freeware berlisensi GPL (General Public License) ada yang bersifat open source dan yang bersifat close source.Open Source menurut Wikipedia adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu orang/lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Pola pengembangan ini mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak”. Filosofi seperti ini sangat baik diterapkan pada dunia pendidikan. Sedangkan close source kebalikan dari open source.
Ciri software berbayar adalah ketika kita menginstall maka kita harus memasukkan CD key/ serial number/ cark, sedangkan software freeware tidak ada. Hampir semua software berbayar ada penggantinya software freeware-nya yang perlu kita lakukan hanyalah beradaptasi dengan yang baru. Para programer/pembuat software aplikasi open source juga baik hati karena hampir semua aplikasi open source bekerja pada multi OS (Windows, MacOS, Linux, freeBSD), sehingga bagi kita yang sudah punya laptop dengan OS original bisa menggunakan aplikasi open source juga. Mungkin yang menjadi kendala untuk belajar masih sangat jarang buku panduan untuk open source software dijual di toko buku, jadi panduannya harus download dari internet. Berikut contoh software berbayar yang sering kita gunakan dan padanan atau pengganti freeware-nya :
Jenis
Nama Software
Berbayar
Freeware
Sistem Operasi
Microsoft Windows, Mac-OS,
Linux, FreeBSD, OpenSolaris.
Perkantoran (office)
Microsoft Office
OpenOffice.org, LibreOffice, Staroffice. (tersedia multi platform OS : Windows, MacOS, Linux)
Desain grafis
Corel Draw
Inkspace, scribus (multi OS)
Adobe Photoshop
Gimp (multi OS)
3ds Max
Blender (Linux)
Macromedia Flash
F4l, Qflash, (Linux)
Vectorian Giotto (Windows)
Sedangkan untuk pemutar multimedia, penampil PDF, web browser kita sudah menggunakan freeware.


Pendidikan Karakter Dengan Menggunakan Open Source Software
Kurikulum KTSP pada pelajaran TIK tidak menyebutkan nama salah satu produk software tetapi hanya menyebutkan Sistem Operasi (OS), aplikasi pengolah kata, aplikasi pengolah angka, Desain Grafis. Dengan demikian sekolah bisa bebas memilih produk software yang akan digunakan tidak tergantung pada salah satu produk.
Pada pelajaran TIK ada kompetensi dasar (KD) Menerapkan aturan yang berkaitan dengan etika dan moral terhadap perangkat keras dan perangkat lunak teknologi informasi dan komunikasi” KD ini menjelaskan tentang aturan-aturan Hak Cipta dan penggunaan software secara ilegal. Sungguh memalukan jika setelah mempelajari KD ini ternyata yang digunakan adalah software bajakan, tetapi kenyataannya hal ini dianggap wajar karena sudah membudaya menggunakan software ilegal. Baiklah seandainya sekolah misalnya mampu membeli lisensi Microsoft Windows, lisensi Microsoft Office, lisensi Photoshop, lisensi Corel Draw, tapi bagaimana dengan siswa yang punya komputer di rumah, bagi yang tidak mampu pasti menggunakan bajakan, ini berarti kita telah membenarkan penggunaan software ilegal yang sudah jelas melanggar UU Hak Cipta.
Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dengan menggunakan open source software adalah jujur, disiplin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, dan menghargai prestasi. Jujur dan disiplin, siswa tahu bahwa software itu ada yang bebas/gratis ada memiliki hak cipta (berbayar) sehingga mengakui bahwa menggunakan software ilegal itu melanggar aturan. Sehingga jika tidak mempunyai dana untuk membeli lisensi sebuah software maka alternatif-nya menggunakan software open source bukan menggunakan bajakan. Mandiri, menghilangkan budaya ketergantungan contohnya sikap tergantung pada salah satu produk (misalnya Microsoft). Kreatif, pada open source software jika kita memiliki kemampuan sebagai programer kita bisa menyumbangkan kreatifitas kita untuk memperbaiki software tersebut, berbeda dengan software berlisensi yang bisa memperbaiki hanya orang yang bekerja pada perusahaan saja. Rasa ingin tahu dan Menghargai Prestasi, open source software terus berkembang dan banyak sekali variannya sehingga siswa dapat mencoba atau membuat software yang baru, ini menumbuhkan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.

Dukungan Open Source Software dari Pemerintah
Mengenai penggunaan Open Source Software ini, Pemerintah RI melalui Menkominfo telah menyerukan dengan adanya UU tentang Hak cipta, lalu dikeluarkan surat edaran dari MenPAN dengan Nomor : SE/01/M.PAN/3/2009 mengenai himbauan penggunaan Software legal yaitu beralih ke Open Source Software di instansi pemerintah paling lambat tanggal 31 Desember 2011, atau harus membeli lisensi jika tidak maka terkena UU Hak cipta.
Diterbitkan buku BSE pelajaran TIK yang berbasis open source oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Komunikasi dan Informatika, Republik Indonesia. Tetapi ternyata sudah tahun 2012 instansi pemerintah tetap saja masih menggunakan softwar bajakan. Beginilah Indonesia kalau sudah menjadi ketergantungan tidak mau menuju ke arah perbaikan.
Jika bangsa kita sudah sadar hak cipta dan tidak menjadi ketergantungan pada salah satu produk maka tidak akan ada lagi yang mau menggunakan bajakan, sehingga dengan sendirinya masalah pembajakan akan hilang. Dengan Open source software anak-anak bangsa akan kreatif menciptakan software sendiri. Bagi anak yang baru belajar komputer tidak akan ada masalah menggunakan open source software, tetapi bagi yang sudah terbisa dengan software berbayar tapi bajakan maka perlu sedikit belajar untuk beradaptasi. Sama misalnya kita sudah bisa Windows XP kemudian berpindah ke Windows 7, atau apalagi dari Office 2003 ke Office 2007. Padahal berpindah dari office 2003 lebih mudah ke OpenOffice.org atau LibreOffice karena tampilannya mirip, dari pada ke office 2007 yang tampilannya jauh berbeda tapi kenapa kita mau belajar lagi tidak mempertahankan office 2003 saja?. Tapi jika kita di awali belajar office 2007 kemudian pindah ke OpenOffice.org atau LibreOffice maka kita harus belajar lebih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar